Presiden Joko Widodo membolehkan masyarakat Indonesia melepaskan masker sebagai isyarat pelonggaran terhadap aturan terkait COVID-19. Walaupun demikian beberapa catatan diberikan dalam pelepasan masker tersebut. Termasuk beberapa peraturan mengenai perjalanan.
Seperti yang disiarkan live press 17 Mei lalu dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden yang disiarkan dari Istana Bogor, Presiden Joko Widodo membolehkan setiap orang tidak harus menggunakan masker dengan beberapa catatan.
Masker bisa dilepaskan ketika seseorang melakukan aktifitas di luar ruangan atau area terbuka yang tidak padat orang. Namun Jokowi mengingatkan bagi mereka yang berada di ruangan tertutup seperti di tempat ibadah atau berada di dalam transportasi publik (pesawat, bus, kereta api, kapal laut dan transportasi publik lainnya) disarankan untuk tetap menggunakan masker.
Namun demikian pelepasan masker bagi masyarakat dalam katagori rentan lansia atau memiliki penyakit komorbid (seseorang yang menderita dua atau lebih penyakit yang bersamaan), maka presiden menyarankan untuk tetap menggunakan masker saat beraktivitas.
Lalu kelompok orang yang seharusnya tetap menggunakan masker saat melakukan aktifitas harian yaitu bagi mereka yang mengalami gejala batuk dan pilek.
Sementara untuk aturan perjalanan baik itu perjalanan dalam negeri maupun luar negeri Presiden Joko Widodo memberikan kelonggaran yaitu bagi mereka yang sudah melakukan vaksin lengkap (1, 2 dan 3) maka tidak diperlukan lagi tes swab PCR maupun antigen.
Menanggapai pelonggaran penggunaan masker tersebut di lapangan banyak yang merasa senang dan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk pembelian masker. Bahkan sebelum pengumuman presiden tersebut disampaikan di beberapa tempat masyarakat sudah mulai terbiasa untuk tidak menggunakan masker di beberapa tempat.
Namun beberapa pakar kesehatan tetap mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan. Seperti yang diungkapkan oleh Ahli Epidemologi Sumatera Utara, Inke Nadia Diniyanti Lubis, aturan pelepasan masker tersebut seharusnya diikuti oleh kesadaran penuh masyarakat.
"Jadi termasuk juga perilaku hidup sehat. Karena masyarakat Indonesia, khususnya Sumatera Utara itu masih banyak yang belum menyadari mencuci tangan, jangan membuang ludah sembarangan, dan etika batuk itu merupakan satu di antara pencegahan virus Covid-19," katanya seperti yang dikutip oleh MSN.
Walau demikian tampaknya bagi sebagian masyarakat menggunakan masker sudah menjadi kenyamanan tersendiri khususnya bagi mereka yang tetap menjaga kesehatan supaya terhindar dari paparan polusi udara. Tentu saja bagi mereka yang banyak melakukan aktivitas di luar di mana polusi dan debu sangat tinggi seperti di beberapa kota besar di Indonesia.
Bahkan beberapa orang yang tetap setia menggunakan masker merasa memiliki perbedaan ketika menggunakan masker dan tidak menggunakan masker. "Biasanya dalam beberapa waktu saya mengalami flu dan pilek sebelum kebiasaan menggunakan masker, tapi kini lama saya tidak mengalaminya," kata Hanafi seorang pengguna setia masker.
Tidak ada komentar: