Penginapan menjadi rumah hantu hingga suasananya menjadi menyeramkan. Akibatnya beberapa orang tidak berani untuk berada di situ sendirian. Hal tersebut terjadi setelah sebuah kejadian dialami oleh seseorang di tempat tersebut.
Rumah berhantu setelah seorang tukang taman memberi tahu peristiwa yang dialaminya. Cerita itu dimulai oleh penampakan anaknya yang melihat sosok hantu. Ketika ditanya, ada sosok hantu yang kelihatan. Entah anaknya itu melihat beneran hantu, atau dipengaruhi oleh film horor atau film hantu.
Karena yang mengatakan adalah anaknya yang masih di bawah 5 tahun, bapaknya tadi itu 100% percaya bahwa di penginapan itu ada hantu. Karena ketika itu tidak ada orang lain lagi saat itu kecuali mereka berdua. Ayahnya sedang membersihkan kamar, sementara anaknya bermain sendirian. Di penginapan itu sebenarnya ada dua orang yang biasa membersihkan kamar dan halaman bila sedang tidak ada tamu.
Ketika diceritakan kepada tukang pembersih penginapan lainnya dengan kejadian tersebut, membuat orang yang diceritakan itu menjadi sedikit gugup bila sendirian membersihkan rumah penginapan itu. Menurut ceritanya, dia merasa merinding ketika sendirian membersihkan penginapan itu. Akhirnya hantu wanita itu hadir di rumah penginapan.
Tapi benarkah di rumah penginapan itu ada hantu? Untuk diketahui bahwa penginapan di sebuah kota wisata di Jawa Timur itu dulunya rumah penulis. Selama 8 tahun rumah tersebut menjadi rumah pribadi. Dan selama tinggal di rumah penginapan tersebut tidak pernah satu kalipun dijumpai hal-hal aneh.
Dan selama 4 tahun penulis selalu berkunjung sendirian ke kota wisata tersebut dan menginap di rumah yang kata penjaganya berhantu tersebut. Memang hari-hari rumah penginapan tersebut tidak dihuni setelah penulis pindah ke Surabaya. Dan bila ada kolega atau teman, sahabat rumah tersebut ditempati oleh mereka sebagai tamu.
Selama ini belum ada seorang tamupun yang mengeluhkan karena persoalan hantu. Paling-paling mereka hanya komplain soal tv, air, atau hal-hal yang bersifat kenyamanan harian. Tapi kini, rumah penginapan tersebut 'berhantu', hanya karena seorang anak kecil memberitahu bahwa ada wanita yang dilihatnya.
Sebenarnya hantu itu ada atau tidak ada? Sampai detik ini penulis belum pernah bertemu yang namanya hantu dalam bentuk apapun. Padahal sejak kecil yang lahir dan dibesarkan di sebuah desa kecil yang terbiasa mendengar cerita-cerita soal hantu. Cerita-cerita tersebut datang dari teman masa kecil, tetangga yang katanya punya pengalaman bertemu hantu dan tentu membaca dari kisah-kisah entah-berentah soal hantu. Dan pernah sesekali menonton film horor.
Tapi masih tetap penasaran dan belum terjawab, hantu itu ada atau itu hanya dongeng dari mulut ke mulut? Penulis menandai sesuatu dalam perasaan takut itu sendiri. Sebelum mendengar cerita dari penjaga rumah penginapan itu, penulis tidak merasa takut dengan suasana rumah penginapan tersebut. Namun sesudah mendengar cerita penjaga penginapan mengenai kisah anaknya tersebut pikiran was-was muncul ketika suatu kali mengunjungi penginapan tersebut sendirian.
Ada bunyi cicak lewat saja pikiran menjadi awas, jangan-jangan benar kata anak penjaga penginapan tersebut? Padahal sebenarnya tidak terjadi hal-hal aneh selama mengunjungi penginapan tersebut. Tapi untuk menginap sendiri, penulis harus mengumpulkan keberanian.
Akhirnya kesimpulan sementara penulis mengenai hantu, karena sampai saat ini penulis belum pernah menjumpai hantu, maka tentu saja penulis tidak berani memastikan adanya hantu itu ada atau menjadi ada karena sebuah cerita dari mulut ke mulut.
Yang jelas ketakutan muncul ketika kita mendapat informasi adanya hantu, walaupun informasi tersebut belum tentu benar. Pikiran dan perasaan kita dibentuk oleh informasi yang diterima. Informasi tersebut rupanya memberi pengaruh sedikit atau banyak.
Tidak ada komentar: