Imlek sebentar lagi dan hadiah khususnya angpau akan diterima oleh mereka kepada yang lebih muda dan belum menikah menjadi tradisi masyarakat Tionghoa. Angpau sebenarnya berasal dari bahasa Hokkian yang memiliki arti kata ang yang artinya merah dan pao bermakna amplop atau bungkusan.
- pemberian yang tepat,
- bernilai panjang,
- berguna
- dan menyenangkan bagi si penerima.
Kalau begitu harus mahal dong? Tidak juga. Hadiah itu yang menentukan kita. Bila kita yang menentukan, tentu harus sesuai dengan kemampuan kita dalam memberi. Kan terasa aneh bila seseorang memberikan hadiah dengan meminjam dana untuk pembelian, karena kita tidak mengukur dengan kemampuan kita.
Mahal atau murah itu relatif. Terkadang murah menurut kita, tapi mahal menurut si penerima. Atau juga sebaliknya. Artinya hadiah itu tidak bisa diukur dengan rupiah atau dollar, tetapi diukurnya dengan nilai yang terkandung dalam pemberian tersebut.
Kembali kepada unsur-unsur yang disebutkan dalam pembuka artikel ini di mana ada 4 unsur yang perlu dipertimbangkan sebelum kita memberikan hadiah kepada orang yang kita tuju.
- Hadiah yang tepat: Menentukan hadiah yang tepat tentu bukan perkara gampang, karena kita harus memikirkan orang yang akan kita beri hadiah tersebut. Contohnya, rasanya tidak tepat kita memberikan hadiah peralatan dapur kepada mereka yang baru melahirkan. Tapi juga, bila kita mau memberi di saat-saat seperti momen Tahun Baru atau Natal, hadiah yang tepat itu maknanya kita harus tahu kesenangan, kesukaan, hobby, dan seterusnya dari orang yang akan kita beri hadiah. Yah, semacam survei dan penyelidikan kecil-kecilan supaya hadiah yang akan kita berikan menjadi hadiah yang tepat.
- Bernilai masa yang panjang. Tujuannya apa? Supaya hadiah yang akan kita berikan menjadi kenangan tersendiri ketika momen pemberian hadiah itu masanya sudah lewat. Sampai hari ini saya masih menyimpan sebuah hadiah dari seorang teman berupa boneka Unta berwarna kuning. Saya taruh di meja dan setiap saya melihatnya saya selalu ingat dia. Memang, bisa saja seseorang memberi hadiah berupa makanan mewah, roti berkelas, tapi tentu saja, saya berusaha untuk selalu mengingat orang-orang yang pernah memberikan makanan seperti itu. Atau malah saya sudah melupakannya.
- Berguna. Tentu saja berguna ini relatif. Tapi saya ingin memberikan contoh, ketika anak saya lahir banyak orang memberikan hadiah sebagai ungkapan turut berbahagia. Dan saya mendapatkan banyak hadiah berupa tempat makanan bayi yang terbuat dari melamin. Benar barang itu berguna bila hanya seorang yang memberikan. Tapi akan tidak berguna ketika saya mendapatkan lebih dari tiga barang serupa. Sekali lagi, melakukan penelitian kecil-kecilan terhadap orang yang akan kita berikan hadiah itu akan sangat bermanfaat ketika kita akan memberikan hadiah tersebut kepada orang tersebut.
- Menyenangkan. Tak dapat disangkal bahwa kita ingin si penerima hadiah itu membuat si penerima merasa senang, bahagia. Kalau kita memberikan hadiah kepada mereka yang membutuhkan duit untuk sekedar bersukacita di hari-hari yang berbahagia seperti pada hari-hari raya, maka pemberian hadiah berupa uang pasti akan sangat menyenangkan. Ah, hadiah kok uang. Mengapa tidak, bila kita memang ingin memberikan hadiah berupa uang kepada mereka yang membutuhkan untuk turut bergembira bersama.
- Bila motif kita memberikan hadiah karena persahabatan, maka nilai hadiahnya akan berbicara mengenai pentingnya sebuah hubungan
- Bila motif memberikan hadiah karena kewajiban, bisa jadi kita akan memberikan hadiah yang bersifat sesuai dengan tuntutan. Contohnya, saling memberi hadiah yang nilainya di bawah Rp. 25.000.
- Bila motif memberikan hadiah karena ingin mendapatkan perhatian dari si penerima hadiah, tentu nilai yang diberikan akan semakin tinggi. Karena bisa jadi hadiah itu akan membawa efek keuntungan.
Tidak ada komentar: