Pernahkah Anda melihat seorang pembeli di sebuah toko online yang memberi bintang satu (artinya bintang yang paling bawah, atau kalau tidak mau disebut tidak rekomended) kepada toko online bukan karena barangnya jelek. Tapi karena pelayanan yang diberikan oleh toko online buruk dan tidak baik. Tentu saja supaya tidak terlalu luas pembahasannya, maka pelayanan yang dimaksud adalah kecepatan dan kekurangsigapan penjual dalam melayani pembeli. Dari segi barang, statusnya original, packingnya sangat bagus,barangnya tentu saja tanpa cacat-cela, lengkap dengan kertas garansi bila ada persoalan. Lalu di mana kurangnya, kok tega-teganya memberi bintang satu?
Sekali lagi membeli barang secara online itu ketika menunggu barangnya datang, ibaratnya seperti menunggu sang kekasih datang. Betapa tidak, ketika memesan secara pribadi, maka tentu menunggupun sifatnya pribadi. Belum lagi kalau pemesanan itu merupakan pesanan orang lain (resseller), walaupun bukan miliknya tapi tentu saja sebagai bentuk tanggung jawab, barang yang ditunggu itu menjadi sebuah harapan bisa secepat yang diinginkan oleh pembelinya sendiri.
Sebagai pembeli terkadang saya melakukan hal ini atau setidak-tidaknya tidak berkomentar atau tanpa memberi respon memberi bintang. Mengapa? Karena benar bahwa menunggu barang pesanan itu seperti menunggu kekasih. Bila sang kekasih tak kunjung datang betapa perasaan ini gelisah (mungkin dianggap lebay). Makanya kalau kita melihat berbagai bintang satu yang disematkan orang kepada toko online salah satunya karena faktor penjual tidak segera melakukan respon dalam melayani. Kalau menyamakan sebuah toko online seperti toko offline di mana ketika seseorang datang dan sudah memilih-milih barang, tapi ketika penjual tidak kunjung merespon ketika barang sudah di tangan dan ingin segera membawa pulang barang tersebut, maka tentu saja, pembeli akan merasa jengkel dan kalaupun akhirnya dilayani tapi bisa diperkirakan kunjungan ke toko tersebut akan berakhir di situ.
Memang proses belanja di toko online yang menggunakan bantuan jasa kurir menyangkut banyak pihak. Selain jasa kurir tapi juga yang juga paling penting adalah respon sigap dari penjual sendiri. Makanya bersyukur hampir semua e-commerce memasang status perjalanan barang kita dari awal sampai tiba ke tangan kita sebagai pembeli. Memang masing-masing toko online memiliki istilah tersendiri mengenai status pemesanan kita. Bahkan, toko online juga diikat oleh pertauran mereka sendiri dalam arti penjual merespon memiliki waktu minimal. Bayangkan, kalau waktu minimalnya dua hari, dan penjual menganggap, aturannya dari toko online kan seperti itu. Prosesnya kira-kira seperti ini:
- Pemesanan dilakukan di mana pembeli melakukan cash out pembayaran
- Penjual merespon, bila belum ada komunikasi sebelumnya antara penjual dan pembeli arena pembeli yakin.
- Penjual punya waktu untuk melakukan konfirmasi bahwa barang tersebut siap. Ada juga e-commerce yang tiba-tiba barang dikemas. Walaupun masih belum jelas, apakah dikemas atau nantinya malah ditolak oleh penjual karena barangnya ternyata kosong.
- Penjual menyiapkan barang untuk nantinya bisa dikirim. Di sini penjual melakukan packing atau mengemas supaya aman dan seterusnya. Penyiapan barang inipun ada waktu minimal yang terkadang juga panjang. Bila penjual berpatokan dengan waktu minimal yang ditetapkan oleh toko online tadi, maka bisa dibayangkan berapa waktu yang dibutuhkan sebuah barang akan sampai kepada pembeli.
- Barang yang sudah dipacking, maka penjual memberitahu jasa kurir atau mengantar sendiri ke kantor jasa kurir.
- Jasa kurir yang baik akan melakukan pengiriman sesuai dengan SOP yang berlaku di lingkungan jasa kurir tersebut. Tapi terkadang bisa lebih cepat, tapi juga bisa berhari-hari.
Tidak ada komentar: