Setelah mendepatkan pemberitahuan akan diadakan vaksin Covid di tingkat RT melalui sebuah sticker pengumuman yang diedarkan di media sosial interen yang berisi informasi pelaksanaan vaksin. Sebagai orang yang percaya dengan 'keampuhan' vaksin saya antusias ingin divaksin. Sebelum berangkat seperti saran pemberi pengumuman supaya sarapan yang cukup, istirahat juga harus cukup (menahan diri untuk tidak nonton bola Euro 2020), jangan tegang dan santai.
Karena gagal maka saya mencoba bertanya ke beberapa petugas keamanan yang mengatur parkir. Dari mereka banyak informasi didapatkan bahwa hari ini ada 5 RT yang dikhususkan untuk vaksin. Sebenarnya kemarin justru ada kelebihan kuota sekitar 20 orang yang tidak bisa vaksin karena berbagai sebab.
Lalu, jam berapa mereka yang sekarang terdaftar untuk melakukan vaksin yang lolos menjadi bagian 300 orang tersebut? Ada yang mengatakan sangat pagi untuk mengambil antrian. Pikir saya, wah, bersyukur bahwa masyarakat antusias sekali untuk divaksin. Akibatnya, untuk melakukan vaksin, maka siapa cepat akan mendapat kesempatan divaksin.
Karena tidak ingin menghilangkan semangat untuk divaksin maka sayapun berangkat menuju ke Klinik UB (Universitas Brawijaya) yang ada di area kampus UB. Sebenarnya saya mendapatkan sekitar 4 sticker pengumuman di mana beberapa tempat Vaksin Covid dapat dilakukan terbuka untuk umum dan gratis. Salah satunya adalah di Klinik UB.
Berbekal pengumuman yang berseliweran di media sosial tersebut akhirnya saya meluncur ke Klinik UB dan ternyata di sana sudah dilakukan penyuntikan vaksin. Ketika datang ke petugas yang mengatur pelaksanaan vaksin tersebut, saya ditanya, apa sudah mendaftar? Dan kapan mendaftarnya?
Ternyata petugas mengatakan, untuk penyuntikan vaksin hari ini sudah ditutup karena sudah memenuhi kuota. Tapi kalau mau vaksin lain hari, silahkan mendaftar terlebih dahulu di tempat pendaftaran yang ada di pintu klinik bagian depan. Akhirnya sesuai dengan petunjuk saya diarahkan ke bagian pendaftaran di pintu masuk klinik dan menyampaian niatan saya untuk bisa divaksin.
Petugas menjawab, bahwa untuk vaksin melalui Klinik UB mendaftarnya melalui media sosial. "Silahkan mendaftar melalui Instagram" sambil menunjuk lembaran kertas yang tertera kontak-kontak media sosial yang berhubungan dengan vaksinasi Covid di Klinik UB. Karena saya tidak punya account IG, saya hanya mengatakan, baiklah dan perburuan vaksin Covid-19 gagal.
Hari ini ketika artikel ini ditulis di mana semangat untuk melakukan vaksin Covid terus membara. Dan kini saya harus membuka sticker pengumuman lain mengenai tempat-tempat untuk vaksin yang saya simpan.
Dan lokasi ke ketiga yang saya dapatkan adalah sebuah Puskesmas. Keadaan Puskesmas tidak terlalu ramai dan saya langsung menuju ke petugas yang menjaga pintu depan. Setelah mengutarakan maksud dan tujuan saya, petugas mengatakan bahwa hari ini belum ada penyuntikan vaksin, karena masih menunggu vaksinnya. Tapi kabar baiknya adalah, saya dijanjikan akan diberitahu bila sudah tersedia.
Bagaimana langkah-langkah ketika kita sudah terdaftar di tempat penyelenggaraan penyuntikan vaksin? Begini langkah-langkah yang saya lakukan dan alami.
Tidak ada komentar: