Pengalaman mengisi pulsa dengan menggunakan sebuah aplikasi e-commerce dengan nominal Rp. 100.000 yang ternyata salah ketik satu angka saja. Statusnya pulsa berhasil masuk, namun ternyata keliru tujuan nomor dan tidak masuk ke nomor yang dimaksud. Ketika menghubungi pihak toko online tersebut, setelah diskusi panjang lebar status saya kalah dari segi aturan. Duit Rp. 100.000 melayang tanpa bekas. Ini salah satu hal mengapa kita tidak mengabaikan begitu saja "Syarat dan Ketentuan" yang diterapkan di setiap hubungan termasuk hubungan bisnis. Kalau kita membuka website-website kenamaan, di sana juga ada link TERM. Atau kalau kita menginap di sebuah hotel, dari hotel mewah sampai kelas melati, semuanya memiliki aturan-aturan yang diterapkan.
Mengabaikan Syarat dan Ketentuan ini dalam setiap hubungan dan urusan apapun, sama saja kita menyerahkan diri dengan kepasrahan, apa kata mitra bisnis kita. Kita seringkali hanya mengiakan setiap aturan yang disodorkan kepada kita karena kita tidak mau repot atau memang kita abai sama sekali. Lihatlah kalau kita ingin membuka rekening di bank, aturan-aturan itu disematkan di buku tabungan. Atau juga ketika kita akan menggunakan mobile banking, syarat dan ketentuan itu terus menguntit kita. Karena cara itulah yang bisa digunakan untuk mengantisipasi bila ada permasalahan dalam hubungan tersebut di kemudian hari.
Bayangkan sebuah aturan yang tentu akan mengikat kedua belah pihak tapi bila kita sebagai pelakunya akan menjadi naif bila kita tidak memperhatikan syarat dan ketentuan berlaku tersebut. Artinya, kita memang menyetujui semua aturan yang dibuat oleh pihak di mana kita ingin bekerjasama. Apakah kita tidak waktu untuk mempelajarinya? Tidak juga! Buktinya ketika kita diberikan format untuk membuka mobile banking di aplikasinya sudah tertata rapi. Kita tinggal mencentang dengan sekali klik. Tapi pertanyaannya, seberapa banyak orang yang mau membaca terlebih dahulu syarat dan ketentuan yang ditandai hanya dengan sebuah centang? Padahal dalam syarat dan ketentuan itu adalah hukum dan aturan yang akan mengikat kita. Namun dengan mudahnya kita mengatakan OK tanpa dibaca terlebih dahulu, apalagi mau mengertinya dengan benar.
Mungkin supaya adil, setiap pihak khususnya penyelenggara yang memiliki regulasi untuk selalu memberikan peringatan kepada setiap pelanggannya untuk benar-benar memperhatikan syarat dan ketentuan tersebut. Jadi, tidak hanya menyuruh pihak lain untuk menyetujuinya, tanpa mengetahui aturan yang diberikan.
Padahal membuat sebuah aturan dalam hal apapun yang akhirnya menjadi sebuah 'kitab suci' tidak mungkin jadi dalam sehari dua hari. Karena di dalamnya termuat banyak hal, termasuk pihak penyelenggara tidak 'mau rugi' dan tidak ingin menjadi pihak yang 'disalahkan' bila di kemudian hari terjadi sengketa. Makanya, syarat dan ketentuan akan menjadi aturan yang sifatnya mengikat kedua belah pihak. makanya hal tersebut sangat penting dan diperhatikan.
Faktanya syarat dan ketentuan akan menjadi sangat penting dan diperhatikan serius ketika muncul masalah di kemudian hari berhubungan dengan interaksi yang dilakukan.
Jadi kalau demikian bagaimana seharusnya kita yang menjadi partner, mitra, konsumen dan 'obyek' di mana syarat dan ketentuan itu diberlakukan, perlu memperhatikan hal-hal berikut:
- Bacalah sekilas syarat dan ketentuan yang disodorkan kepada kita. Karena siapa tahu ada klausul-klausul yang kita tidak menyetujuinya.
- Syarat dan ketentuan itu biasanya menggunakan bahasa-bahasa hukum dan formal. Bila ada hal-hal yang tidak dimengerti, sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu sampai benar-benar mengerti.
- Kalau memang di dalam syarat dan ketentuan itu ada hal-hal yang tidak disetujui, maka lebih baik jangan melanjutkan untuk mengadakan hubungan tersebut.
- Bila sekiranya di dalam syarat dan ketentuan itu menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain, ada baiknya untuk memberikan usulan demi sempurnanya syarat dan ketentuan tersebut. Siapa tahu masukan Anda akan memperbaiki menuju hal yang lebih baik.
"Syarat dan Ketentuan" Penting Tapi Sering Diabaikan
Reviewed by Hati Kita
on
08.57
Rating:
Tidak ada komentar: