Berbelanja online khususnya melalui e-commerce memang menguntunkan dari segi kemudahan untuk mendapatkan barang yang diidam-idamkan. Namun juga paling ribet dan membutuhkan banyak kesabaran, dan bahkan harus mengeluarkan dana ekstra bila ternyata barang yang datang ke rumah kita tidak sesuai dengan pesanan. Barang memang terkadang bermasalah dalam beberapa hal, bisa jadi jumlahnya kurang, barangnya cacat dan rusak, atau juga tidak sesuai dengan keinginan kita seperti, bentuknya, warnanya, kwalitasnya, dan seterusnya. Penulis lebih dari lima kali mengalami persoalan ketika melakukan transaksi online.
Sebagai pembeli tidak jarang juga kecewa dengan pengalaman berbelanja melalui onnline karena barang yang diterima di luar ekspektasi yaitu kecewa. Makanya hal penting yang harus diingat ketika berbelanja dan sudah masuk proses menerima barang, satu hal yang pennting adalah membuka paket, meneliti barang yang ada di dalamnya dan bahkan mengabadikan dengan photo atau video.
Saya rasa pihak penjual juga tidak mau megambil resiko juga dengan menerima komplain dari pembeli tanpa ada bukti-bukti yang otentik bahwa barang yang diterima oleh pembeli memang mengalami masalah dan kendala. Makanya terkadang pembeli juga sudah mengingatkan bahwa ketika menerima barang dari pihak jasa pengantaran dan membuka paketnya dengan divideo.
Begitu kira-kira sebagian penjual menyarankan. Saran yang sepertinya menambah keribetan dalam belanja secara online. Hal ini sesuai dengan pengalaman, di mana ketika saya menerima barang, jangankan diambil gambar dengan video, mengambil gambar dengan foto saja ogah.
Tapi tentu saja untuk kebaikan bersama antara pembeli dan penjual sama-sama mengusahaan kelancaran dalam transaksi jual beli melalui online. Karena bagaimanapun, bagi penjual, bila barang yang diterima ternyata rusak, tidak sesuai dengan penjelasan di diskripsi barang di tokonya, caranya cukup ribet yaitu:
- Rugi sudah mengeluarkan duit yang dicari dengan keringat dan air mata
- Kecewa karena barang yang diangan-angankan ternyata meleset
- Harus melapor kepada pembeli yang terkadang harus mengalami konflik dengan pembeli
- Kalaupun pembeli bersedia mengganti, ongkirnya terkadang dibebankan kepada pihak penjual
- Kalaupun siap diganti oleh pembeli dengan barang baru sama sekali, harus kehilangan waktu untuk kembali menunggu
- Pembeli harus melakukan packing kembali untuk pengiriman kepada pembeli
- Komplain oleh pembeli adalah hadiah yang menyakitkan bagi penjual karena pembeli yang lain pasti akan mencari informasi mengenai penjual sebelum melihat barang.
- Bintang satu itu ibaratnya seperti palu godam yang memukul bisnis online, karena dari situlah banyak pembeli akan menilai.
- Pada dasarnya konflik tidak disukai oleh semua orang. Tapi bila itu terjadi menjadi pengalaman yang tidak mengenakkan bagi penjual
- Bila barang ternyata rusak, maka harus mengurus lagi denga pihak 'atasan' contohnya distributor dan semacamnya, ketika barang rusak itu dikembalikan oleh pembeli.
- Terkadang pembeli tidak mau mengambil bagian ongkir pengembalian. Atau aturan tersebut dipegang, maka tentu saja hal tersebut menambah beban biaya bagi penjual.
Tidak ada komentar: