Panggilan kakak tentu sudah tidak asing lagi kita dengar ketika kita berhubungan dengan pasar khususnya pasar melalui daring. Sering kali panggilan kakak itu menjadi panggilan netral oleh penjual kepada pembeli. Kalau kita panggil 'mas' ia kalau pembeli itu laki-laki, dipanggil 'mbak' juga demikian. Demikian juga bila dipanggil dengan penghormatan seperti 'bapak' atau 'ibu' oleh sebagian orang dianggap menjadikan usia tua seseorang. Jadi, sapaan 'kakak' benar-benar sapaan yang menjadikan komunikasi sangat lancar, tanpa ada hambatan dalam masalah presepsi mengenai seseorang.
Seorang ibu yang memesan makanan secara daring merasa senang ketika sang penjual menghubunginya untuk memastikan pesanan yang dipilih oleh sang ibu. Si penjual menyapanya, 'kakak' walaupun sang ibu tadi sudah berumur hampir kepala lima. Sang ibu bukannya merasa tersinggung dipanggil sapaan kakak, malahan ia merasa menjadi muda kembali. Sampai sebegitu besar pengaruhnya terhadap seseorang ketika panggilan kakak digunakan. Si ibu tadi hanya bercerita, "Aduh, saya dipanggil kakak, jadi kayak anak muda lagi ini."
Sebenarnya menarik juga kebiasaan baru ini di dunia perdagangan antara pembeli dan penjual khususnya di jual beli online. Padahal kalau kita mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) di mana kata kakak itu bermakna; saudara tua, panggilan kepada orang (laki-laki atau perempuan) yang dianggap lebih tua; panggilan kepada suami. Namun dunia transaksi online dalam dialog untuk mencairkan suasana tentu saja tidak berpatokan dengan hal tersebut. Karena kakak telah menjadi ikon panggilan yang membuat semuanya merasa nyaman dan tidak canggung.
Kakak akhirnya bisa digunakan oleh mereka yang lebih tua kepada yang lebih muda, apalagi yang lebih mudah kepada yang lebih tua. Panggilan kakak merobohkan sekat-sekat perbedaan usia antara pembeli dan penjual, membuat nyaman baik yang menggunakannya maupun yang dipanggil. Semuanya menjadi tidak canggung.
Panggilan kakak benar-benar menjadi sebutan yang bisa digunakan dalam ruang gelap dalam arti dua pihak tidak mengerti sama sekali keadaan masing-masing, sehingga mereka menggunakan kata kakak untuk menjadi penyambung hubungan awal. Bila hal tersebut merasa nyaman di masing-masing pihak maka panggilan itu akan diteruskan.
Sebutan kakak yang secara makna bisa saja melangkahi adat kesopanan karena hal itu menghilangkan siapa yang lebih tua dan siapa yang lebih muda. Tapi karena ya itu tadi berada di ruang yang gelap maka panggilan kakak menjadi sapaan yang menyenangkan. Bahkan dalam situasi yang penuh emosi karena ada persoalan dalam hubungan jual beli dan hubungan bisnis tersebut akan menjadi reda karena sapaan ini. Penjual hanya bilang, Maaf ya kakak, atas ketidaknyamanannya.
Tidak ada komentar: